Buku ini berjudul Nalar Fiqh NU: Model Pembacaan Gus Baha Terhadap Kitab Kuning. Buku ini menawarkan pandangan mendalam tentang pendekatan unik dan inovatif Gus Baha dalam memahami dan menerapkan kitab kuning. Kitab kuning, yang merupakan teks klasik dalam tradisi pesantren, menjadi landasan utama dalam pembentukan hukum dan pemikiran fiqh di kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Gus Baha, dengan latar belakang pendidikan pesantren dan keahlian sebagai hafiz al-Qur’an, memberikan interpretasi yang relevan dengan konteks modern tanpa mengabaikan nilai-nilai tradisional.
Gus Baha dibesarkan dalam lingkungan pesantren yang sangat menghargai kitab kuning sebagai sumber utama hukum dan pemikiran fiqh. Pendidikan pesantren memberikan dasar yang kuat dalam memahami teks-teks klasik ini, tetapi Gus Baha tidak sekadar menerima isi kitab kuning secara mentah tanpa kritik(taqdis al-afkar al-diniyah). Gus Baha menggunakan pendekatan kritis dalam membaca kitab kuning. Ia tidak mengkultuskan pendapat para ulama terdahulu yang tertuang dalam kitab-kitab ini. Sebaliknya, ia melakukan pembacaan ulang dan mengkorelasikan pendapat-pendapat tersebut dengan kondisi saat ini. Metode ini memungkinkan Gus Baha untuk tetap menghargai tradisi sambil memastikan bahwa pemikiran tersebut relevan dan aplikatif dalam konteks modern. Pembacaan kritis ini mencerminkan keinginan Gus Baha untuk menjaga keaslian ajaran Islam sambil merespons dinamika zaman.
Model Pembacaan Gus Baha Terhadap Kitab Kuning menunjukkan bagaimana pendekatan Gus Baha memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan fiqh di kalangan NU. Dengan tetap menghargai tradisi kitab kuning dan menggabungkannya dengan pemahaman kontemporer, Gus Baha memperkaya khazanah pemikiran fiqh NU. Pendekatannya yang kritis dan kontekstual akan turut mewarnai pengembanga fiqh NU lebih dinamis dan responsif terhadap perubahan zaman.
Reviews
There are no reviews yet.